Berita BBPPTP Surabaya
Antisipasi Krisis Pangan Global Kementan Kembali Gelar Penanaman Kelapa Genjah di Kediri
Kediri, www.indomedia24.com – Setelah sukses melakukan penanaman Kelapa Genjah Sebar 1 Juta Batang (KEJAR 1 JUTA BATANG) Nasional, oleh Presiden RI Jokowi bersama Menteri Pertanian beberapa bulan lalu di Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah, Kementerian Pertanian kembali gelar penanaman Kelapa Genjah di Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur.
Penanaman perdana telah dilakukan oleh Presiden RI Jokowi di Solo Raya (Sukoharjo-Karanganyar-Boyolali) dengan target 200.000 batang, secara bertahap Tahun 2022-2023.
“Program strategis ini dilakukan demi memperkuat sektor pertanian mengantisipasi tantangan krisis pangan global dan menuju kemandirian pangan serta mengembalikan kejayaan Indonesia pada masa lalu yaitu Nyiur Melambai dengan Pohon Kelapa. Program ini sekaligus untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dengan mengoptimalkan lahan pekarangan dan hamparan,” ujar Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian (Mentan SYL) pada acara Penanaman Kelapa Genjah Sebar (Kejar) 1 Juta Batang, secara nasional di Kabupaten Kediri dengan klaster pekarangan dalam rangka mendukung pengembangan kawasan perkebunan (09/02/2023).
Selanjutnya Mentan SYL mengajak masyarakat untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan pekarangan dan lahan kosong dengan menanam berbagai komoditas pertanian varietas unggulan. Salah satunya dengan penanaman kelapa genjah, karena terbukti berpotensial dan memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Sasaran pengembangan kegiatan ini adalah di pekarangan dan kawasan di Kabupaten Kediri yaitu; 60% Pekarangan dan 40% Kawasan.
Data Direktorat Jenderal Perkebunan saat ini luas areal kelapa nasional tahun 2022 seluas 3.235.308 Ha dengan produksi setara Kopra sebesar 2.763.689 Ton. Untuk luas areal kelapa di Jawa Timur seluas 229.994 Ha dengan produksi 233.616 Ton, sedangkan di Kabupaten Kediri luas eksisting sebesar 6.331 Ha dengan produksi 6.416 Ton. Adapun Pengembangan Kelapa Genjah seluas 219 Ha atau 24.090 batang, sudah dimulai sejak 2022 seluas 119 Ha dan pada tahun 2023 iniseluas 100 ha. Pengembangan secara Klaster Perkebunan-Tanaman Pangan (integrasi kelapa dengan jagung) dengan target 48 Ha, sedangkan Klaster Kelapa-Peternakan (kelapa dengan kambing) yang berada di pekarangan yaitu dua kelompok tani dengan total 50 ekor kambing, dimana masing-masing mendapatkan bantuan kambing sebanyak 25 ekor.
“Upaya ini dilakukan salah satunya untuk mendorong pekebun memaksimalkan potensi yang ada. Saat menunggu kelapa berbuah pada umur 3 tahun, petani/pekebun dapat terapkan tanaman sela atau tumpang sari dengan tanaman pangan atau pun ternak yaitu; jagung, kedelai; atau dari ternak kambing, sehingga mendapatkan penghasilan lain, dan pendapatan petani tetap stabil dan aman,” ujar Mentan SYL.
Mentan SYL menambahkan, varietas kelapa yang digunakan meliputi; Kelapa Genjah Kuning Bali, Salak, dan Pandan Wangi. Diharapkan tentu tak hanya dikembangkan dihulunya saja, harus dari hulu hingga hilir, sehingga dapat digunakan untuk daerah pariwisata seperti Gula Semut dan Kelapa Segar, agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
Mentan menjelaskan, ini peluang besar. Potensi pendapatan pada saat produksi kelapa dari Kegiatan “Kejar Kediri” yaitu gula semut sebesar 41,6 Ton/tahun pendapatan mencapai Rp. 1 Miliar/tahun, sedangkan dari buah segar 1,6 Juta butir pendapatan mencapai Rp.16 Miliar/tahun, serta hasil tambahan dari 48 Ha jagung sebanyak 192 Ton pendapatan mencapai Rp. 506 Juta/tahun. Selain itu terdapat pengembangan klaster Perkebunan-Peternakan (integrasi kelapa dengan kambing) dimana masing-masing kelompok tani mendapatkan bantuan 25 ekor kambing.
Dalam pengembangan Kejar ini tentu dalam waktu 3 tahun kedepan setiap klaster harus dipersiapkan Unit Pengolahan Hasil (UPH) kelapa, baik untuk Produk Gula Semut maupun Produk Minuman Segar bernilai tambah tinggi.
Mentan SYL menjelaskan bahwa, Direktorat Jenderal Perkebunan mendorong Perkebunan Partisipatif. Perkebunan Partisipatif merupakan kegiatan terobosan dalam mendorong terciptanya investasi baru perkebunan dengan berbagai jenis kemudahan, diantaranya kemudahan akses varietas unggul, informasi pasar ekspor, promosi.
Lebih lanjut Mentan SYL mengatakan, hal ini dapat dilakukan karena mengingat adanya keterbatasan anggaran APBN/APBD, sehingga Pemerintah mendorong kerjasama dengan mitra-mitra yang bergerak pada sub sektor perkebunan.
Mentan mengapresiasi kinerja semua pihak yang telah turut serta membangun sector pertanian khususnya sub sector perkebunan. Mentan berharap agar kerja sama yang baik dari semua pihak terkait dapat terus dilanjutkan demi pertanian maju, mandiri, dan modern.
Pada kesempatan yang sama, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan juga menyampaikan bantuan untuk pengolahan kopi sebagai pengembangan nilai tambah dan daya saing produk kopi di Kediri. Direncanakan kedepan perlu dipersiapkan juga bimbingan teknis serta pendampingan dalam pengembangan kopi di Kediri.
Sebagai informasi, diketahui bahwa pengembangan kopi sebanyak 100.000 batang dikembangkan di daerah Gunung Wilis, sedangkan jeruk sebanyak 1.000 batang. Selain kelapa, produk kopi juga berkembang di Kabupaten Kediri, dengan dibangunnya Bandara Intenasional Dhoho tentunya akan meningkatkan pariwisata. Potensi ini yang harus segera dipersiapkan seperti membina petani milenial, dan barista-barista yang handal di Kabupaten Kediri.
Mentan menegaskan, dalam pengembangan kawasan tentu Pemerintah juga harus mempersiapkan logistik benih, sehingga kita juga membangun nursery-nursery untuk pengembangan benih unggul, yang mana targetnya adalah penyediaan benih di dekat kandengan kawasan, mudah diakses, mutu benih terjaga dengan sertifikasi, serta yang terpenting Benih Unggul.
Pada kesempatan yang sama, Dirjen Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan, “Demi mendukung program KEJAR 1 Juta Batang ini, Kementerian Pertanian telah membangun Pusat Nursery Perkebunan guna Swasembada Benih Nasional dan untuk memenuhi ketersediaan kebutuhan akan benih kelapa. Kementan melalui Ditjen Perkebunan telah membangun pusat perbenihan di beberapa lokasi, salah satunya yaitu di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah untuk komoditas kelapa,” jelasnya.
“Diharapkan semoga kedepannya kinerja perkebunan dapat berjalan dengan baik dan sesuai target serta tepat guna, bermanfaat bagi petani maupun masyarakat sekitar,” harap Andi Nur. (Tim Publikasi BBPPTP Surabaya)