Connect with us

National

LP2BN Audensi dengan DPRD Jatim Pra Kirab Tumpeng Agung Nusantara ke-12

Published

on

LP2BN Audensi dengan DPRD Jatim Pra Kirab Tumpeng Agung Nusantara ke-12

Surabaya, www.indomedia24.com Lembaga Pelindung dan Pelestari Budaya Nusantara (LP2BN) menggelar audiensi dengan Pimpinan DPRD Provinsi Jawa Timur, bertempat di gedung DPRD Provinsi Jawa Timur, Jalan Indrapura No.1 Krembangan Surabaya, pada Kamis (11/05/2023).

Audiensi ini dihadiri oleh Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur, Kusnadi, S.H., M.Hum., anggota Komisi X DPRD Provinsi Jawa Timur, perwakilan Pengurus Pusat dan Pengurus Wilayah LP2BN se Jawa Timur.

Dalam sambutannya, Aris Sugito, S.H., Ketua LP2BN Pusat  menyampaikan terima kasih kepada seluruh peserta audiensi yang hadir, dan disampaikan rencana pra Kirab Tumpeng Agung Nusantara ke-12.

“Terima kasih Bapak Kusnadi, Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur sekaligus Bapak Budaya. terima kasih Bapak Guntur Wahono, terima kasih kepada seluruh anggota LP2BN Cabang Surabaya, Mojokerto, Malang, Sidoarjo, Kediri, Tulungagung dan Blitar”.

“Kita membahas Kirab Tumpang Agung Nusantara Gotong-royong ke-12 yang akan digelar pada 27 Juni 2023. Sebelumnya akan digelar Lomba Jaranan se Jatim, perebutan Piala Provinsi Jawa Timur. Mengapa Jaranan? Karena sudah menginternasional. Jaranan Simo Barong dan Nogo Barong (asli Blitar), ini bentuk wujud LP2BN nguri-uri, menjaga, melestarikan Budaya Nusantara. Selain lomba jaranan ada juga Sarasehan Budaya tentang Bedah Pendidikan Kebudayaan”, pungkas Aris Sugito.

Pada kesempatan yang sama Ki Kusnadi Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur menyampaikan budaya lahir dari adat istiadat. Adat istiadat lahir karena fenomena tertentu dari masyarakat,  yang diekspresikan dalam bentuk bermacam-macam.

“Budaya lahir dari suatu makna (filosofi), budaya kontemporer orientasinya lebih kepada kekinian (kesejahteraan ekonomi) CEO harus bisa membaca ini. Bagian dari sumbangsih, kita pertahankan yang tradisional, juga perhatikan kreativitasnya, ada tanggungjawab moral dalam kebudayaan. Kita adalah pewaris Mojopahit, satu hal istimewa punya Masjid Negara (Istiqlal), punya Gereja Negara (Katedral), punya Candi Negara (Penataran)”, tutur Ki Kusnadi.

Dalam audiensi kali ini dapat ditarik kesimpulan yang paling besar adalah telah ditemukan gagasan besar untuk kembali menjadikan Candi Penataran sebagai Candi Negara, yang fungsinya sama dengan Masjid Istiqlal, dan Gereja Katedral, sebagai Pusat Ragam Rumah Peribadatan di NKRI yang digagas oleh Negara.

Jika mengingat sejarahnya pada era Kadiri, Singosari, hingga Mojopahit, bahwa Candi Penataran berfungsi sebagai Candi Negara, maka gagasan untuk kembali mengembalikan fungsi Candi Penataran sebagai Candi Negara, tidaklah berlebihan. (Jontor Siswanto).

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *